Sabtu, 29 September 2012

Shintaaaaaa



Pada saat pak renggo datang berkunjung kerumah Shinta, suaminya Ardi sedang berada dipulau sumatera. Sebagai tamu yang datang berkunjung, pak renggo dipersilahkan untuk menginap dirumahnya sesuai dengan pesan suaminya untuk melayani dengan ramah baik makan minum guru kebatinannya itu . Semua pesan suaminya telah dilaksanakan Shinta, Cuma ada satu yang masih membekas pada diri Shinta. Bila bertemu dengan pak renggo, teringat kembali tentang dirinya telah dijadikan koban sebagai syarat perjanjian antara suaminya dengan pak renggo, rasanya Shinta menjadi jengah sendiri, namun tak dapat dipungkiri dan dilupakan kenikmatan yang pernah ibu muda itu terima, bahkan ia sangat merindukan persetubuhannya terulang dengan pak renggo. Sebagai guru Ardi pak renggo masih punya rasa untuk menghormati muridnya, ia tak ingin menyalah gunakan kelebihannya untuk merusak hubungan rumah tangga suami isteri itu.
Namun malam itu entah apa yang membuat pak renggo jadi terbujuk oleh bisikan hatinya. Saat malam semakin sunyi di komplek perumahan mewah itu telah merubah segala galanya, meskipun rumah mewah itu telah dilengkapi oleh alat pendingin, namun pak renggo masih merasa kegerahan, hanya dengan memakai celana kebesarannya yaitu celana hitam komprang bertelanjang dada duduk santai diruang keluarga. Shinta menemuinya sambil menawarkan secangkir kopi untuk pak renggo, “ Pak saya buatkan kopi ya “ Namun mata ibu muda itu sempat menatap dada bidang lelaki tua itu yang masih kekar dan berotot. Lelaki itu nampak sangat gagah dalam pandangan Shinta. Seperti halnya juga pak renggo begitu terpana dengan penampilan isteri Ardi yang hanya memakai pakaian tidur yang sangat tipis tembus pandang, sehingga menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah. Dibalik pakaian tidurnya Shinta tidak memakai BH dan celana dalam. Bayangan buah dadanya yang ranum dan vaginanya, membuat pak renggo menelan ludahnya. Dia tahan gejolak yang tiba tiba saja hadir menghentak birahinya.
Namun tidak mudah buat lelaki itu untuk meredam gejolak yang mulai melanda perasaanya, ketika ibu muda itu membalikan tubuhnya berjalan menuju dapur, tanpa berkedip pandangan pak renggo tak lepas dari ayunan pinggul Shinta yang berlenggok indah, dengan buah pantatnya yang bulat menantang, lelaki tua itu menelan air liurnya kembali. Pak renggo teringat kembali peristiwa didesanya ketika ia memberikan ramuan yang diminum ibu muda itu, hingga isteri Ardi yang cantik itu tak mampu membendung gejolak birahinya, yang akhirnya bisa juga pak renggo menyetubuhinya. Erangan nikmat Shinta kembali terulang dalam ingatan pak renggo, Desahan serta geliat tubuh perempuan itu, yang berkejat kejat begitu mempesona ketika berada dalam dekapannya,hentakan batang penis besarnya hingga membuat ibu muda itu jadi semakin binal, dengan racauan liarnya kian membuat pak renggo semakin buas terus menyetubuhinya. Namun Itu semua atas se izin suaminya yang telah menjadi muridnya.
Sudah seharusnya ia tidak mempunyai pikiran yang macam macam terhadap isteri Ardi itu. Shinta muncul dihadapannya dengan secangkir kopi dan penganan kecil, saat ibu muda itu meletakan minuman diatas meja dengan membungkuk, dari balik pakaian tidurnya yang tipis yang terbuka lebar, nampak gundukan susunya yang masih mengkal menantang, pemandangan itu begitu mempesona bagi lelaki tua itu. Entah itu disengaja oleh Shinta apa tidak yang jelas semuanya seolah olah mengundang datangnya badai birahi dari dalam diri pak renggo. “ Ayo pak diminum kopinya “ suara Shinta menyadarkan lamunan pak renggo dari keterpanaannya. Shinta duduk dihadapannya dengan menyilangkan salah satu kakinya pada kaki yang lain, nampak sedikit menyembul pahanya yang putih mulus itu. Tatapan mata pak renggo pada batang pahanya membuat matanya tanpa berkedip, namun Sinta berbuat seolah olah tidak menyadari dengan pandangan liar pak renggok. Bahkan dalam diri Shinta mengalir deras sifat binalnya, seakan banggah bisa memamerkan lekuk indah tubuhnya pada orang yang dulu pernah menyetubuhinya dan disaksikan oleh suami sendiri.
Dalam diri ibu muda itu timbul rasa nikmat penuh sensasi bila bisa menggoda birahi pak renggo. Wanita dimana pun juga sangat pandai menyimpan perasaannya, meski puncak libidonya yang kian tinggi. Pak renggo mengalihkn pandangannya pada tempat lain, namun acara TV yang ditontonnya tidak menarik perhatiannya. Shinta malam itu nampak cantik menggairahkan dalam pakaian tidurnya yang tipis berwarna pink, putting susunya mencuat indah dari balik baju tidurnya yang tipis, ingin rasanya pak renggo menghisap pentil itu sampai membengkak. Namun saat itu pak renggo hanya dapat menghela nafas panjang membuang perasaan tak karuan yang menyelinap dalam hatinya. Dan tak ubahnya juga dengan ibu muda itu sendiri, ia membayangkan tonjolan yang ada dibalik celana komprang pak renggo disitu bersembunyi sesuatu yang dirindukannya selama ini. Suatu benda hangat kenyal yang besar dan panjang. Perasaan ibu muda itu berkecamuk dalam diri antara kesetian dan penyelewengan. Namun gairah binalnya tak dapat dibendung. Shinta berbisik dalam hati, mengapa dirinya bisa menjadi begitu, birahi liar menyatu dengan fantasinya.
Akhirnya Shinta terpaksa mengalah, ia mohon permisi pada pak renggo untuk memasuki kamarnya, Oh ya pak saya sudah ngantuk “ saya tidur duluan ya. Pak renggo hanya mengangguk perlahan dan tersenyum. Langkah gemulai ibu muda itu yang menuju kamarnya semakin membuat pak renggo terpukau, sekujur tubuh Shinta bergetar indah disaat melangkah, goyangan pinggulnya bagaikan harimau betina yang sedang lapar, guncangan buah dadanya seolah menantang untuk minta diremas, buah pantatnya mengisyaratkan birahi lelaki tua itu untuk menyirami lahar panasnya didalam anusnya. Pengalaman yang telah lalu membuat Shinta tak dapat memejamkan matanya malam itu, pandangannya kelangit langit kamar dengan angan yang kian jauh melambung, keresahan dihatinya yang sangat jarang mendapatkan nafkah batin dari suami, semakin membuatnya risau tak menentu. Antara batas kesetian dan penderitaan makin melebar jaraknya, apa lagi Ardi telah ditempatkan di Sumatera utara memegang jabatan penting.
Malam semakin merangkak jauh, pak renggo didalam kamar sebelah masih belum berbaring ditempat tidurnya, perasaan yang berkecamuk dalam dirinya membuat lelaki tua itu hanya mondar mandir didalam ruang kamarnya. Malam itu juga Shinta mulai tak mengindahkan lagi rasa kesetiaan, pikiran bawah sadar yang memerintahkan untuk berbuat sesuatu, diluar kesadaran kedua tangannya mulai beraksi melintir puncak bukit buah dadanya, dengan desahan lirih angannya terpusat pada bayangan seorang lelaki tua yang dengan liar menyetubuhi dirinya. Bayangan itu adalah bayangan pak renggo yang dulu pernah memberikan kenikmatan tiada tara yang tak pernah dapat diraih dengan suaminya.
Entah apa yang membuat Shinta tergila-gila kedalam permainan seks pak renggo. Hampir setiap saat ibu muda itu selalu ingin merasakan kembali batang kejantanan besar keras yang penah memberinya kenikmatan. Bisikan pak renggo, ciuman, rabaan, serta keperkasaannya di ranjang, selalu membuat isteri Ardi ingin terus mengulanginya, sampai dirinya benar-benar puas, berm******n keringat dan melayang layang diatas segala kenikmatan badai birahi.

Shinta sendiri merasa heran, mengapa hanya dengan pak renggo saja dirinya bisa terpuaskan. Terus terang sebagai wanita berusia 28 tahun, tingkat kebutuhan seksualnya terbilang tinggi. Jika sampai dua hari saja Shinta tidak melakukan hubungan seks, ia seperti orang linglung, pucat, dan tanpa gairah. Namun malam itu gairahnya memancar kembali, kecantikannya telah memukau lelaki tua itu.
Shinta yang terbaring di ranjang dengan sprei warna biru dengan posisi kaki di tekuk dan di kangkang melebar. Hingga liang kemaluannya menganga dan siap untuk menerima masuknya batang kejantanan lelaki yang dalam angannya. Sekali lagi tanpa susah payah Shinta menarik tinggi naik baju tidurnya, kemudian mulai menggerakkan perlahan tangan meraba liang vaginanya. Untuk sejurus kemudian ibu muda itu dengan posisi terlentang, liang kemaluannya menganga indah menantang, dan pertanyaan pada gejolak birahinya terjawab sudah dengan sendirinya.
Tetapi hal yang tak disangka sangka terjadi, ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan babi oil ke belahan pantatnya, otomatis membuatnya menggelinjang dan meregangkan selangkangan jadi semakin lebar dan mendesah nikmat. Angannya seolah olah pak renggo yang menyentuh bongkahan pantat indahnya. Perasaan yang dirasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat desahannya terdengar jelas oleh pak renggo, Shinta tidak mengetahui kalau lelaki tua itu terangsang berat sedang mengintip tiap gerakannya. Pak renggo semakin mendekat kepintu kamar Shinta, Lelaki tua itu memperoleh sebuah pemandangan yang sangat sempurna dari pantat yang sangat indah. Kemudian ibu muda yang cantik itu memutar tubuhnya menghadap kepintu seolah olah mempertunjukkan keindahannya. Vaginanya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut, dan payudaranya kencang sempurna siap untuk diremas, seperti yang dibayangkan lelaki tua itu, bahwa isteri Ardi tak akan pernah merasa puas sebelum merasakan kembali penis yang di idamkannya.
Sudah sekian lama Sinta menantikan sebuah persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan 'memasuki' pusaran birahi, tubuh kekar yang jantan dalam khayalan semakin membuatnya melambung tinggi dengan monggosok bibir vaginanya, bayangan lelaki tua itu terekam jelas dimana ia pernah menerima batang penis besar yang menghujam dalam liang kenikmatannya. Dia mulai meningkatkan kecepatannya menusukan jarinya pada vagina, setelah ia melepaskan baju tidurnya, tangannya yang lain mencengkeram payudara.
Perasaan nikmat, tiba-tiba membawanya kembali pada kenangan saat dia disetubuhi dengan buas oleh pak renggo di dusun terpencil dulu.. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihatnya, Kini pak renggo sedang menyaksikan gerakan liarnya yang mantap di ambang pintu kamarnya, yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkan pintu kamar tidak terkunci, mungkin ia lupa atau sengaja tidak menguncinya. Shinta terpukau jengah begitu saja dengan hati bergetar nafsu melihat kehadiran lelaki tua itu.
Pak renggo menyadari kejengahan Shinta, lalu ia membalikan tubuhnya kembali kekamarnya, disana pak renggo menghempaskan tubuhnya pada kursi empuk dengan bersandar. Isteri Ardi yang cantik itu semakin gelisah, keresahan batinnya telah diketahui oleh pak renggo, sudah kepalang tanggung pikirnya, ia ingin menuntaskan gejolak birahinya yang tertunda tadi, ibu muda itu lalu memakai kembali kimono tidur tanpa mengikatkan talinya, dengan rambut yang kusut masai kian menonjolkan kecantikan alami, Dengan langkah yang pasti Shinta mendatangi kamar pak renggo. Pak renggo terpukau dengan kehadiran isteri Ardi dalam kamarnya.

Pelan namun dengan pasti langkah Shinta yang langsung mendekat, tangannya menuju keselangkangan pak renggo yang sedang duduk tersandar dikursi. dengan tangan gemetar ibu muda itu meraba batang kejantanan lelaki tua itu, yang masih dalam celana komprangnya. “ Oooh pak aku ingin.. ingiiin…merasakannya kembali”, racaunya sambil mendesah manja. Batang penis lelaki itu sudah mencuat keras tanda memang sudah terangsang hebat, saat tadi menyaksikan kebinalan ibu muda itu, Pak renggo lalu menggerakan tangannya meraih buah dada Shinta. Gerakan tangannya berputar-berputar menyentuh dan meremas lembut. Ibu muda itu mendesah nikmat “ Ouuuggh paak “. Remaslah paaaak”. Remasan tangan pak renggo yang berjari besar itu, membuat Shinta semakin memajukan dadanya ke arahnya berharap agar lelaki tua itu segera menyentil puncaknya yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Tak lama kemudian pak renggo menunduk untuk mengecup bibir sensualnya. Shinta telah menemukan dirinya yang sejati, penis besar ini diharapkan yang akan meredam gejolak birahi liarnya, ibu muda itu dengan ganas dan panas membalas ciuman pak renggo. Sesuatu telah mengambil alih dari alam sadarnya. Isteri Ardi yang cantik benar benar telah menjadi kuda betina yang liar, yang siap untuk ditunggangi oleh lelaki tua itu. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling memeluk dengan erat berpagutan. Dengan buas Shinta menghisap lidah pak renggo.

"Oh Tuhan,", kata Shinta ketika pak renggo meremas bukit susunya dengan meningkatkan gerakannya memelintir putingnya yang mulai mencuat terbakar.


"Kamu masih sangat rapat seperti dulu”, bisik pak renggo, aku bertaruh aku pasti kesulitan mengerjai kamu",

Ini adalah vagina paling rapat yang pernah pak renggo 'kerjai' setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia mengangkat ke atas tubuh Shinta berdiri dengan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu menghisap puting susunya lagi.

"Tolong .. Oohh.. Pak heisssssss".

Shinta tidak bisa percaya, dia kini sedang menikmati bongkahan pantatnya diremas gemas oleh pak renggo. Kerinduan selama ini terpendam mulai jadi kenyataan, ibu muda itu ingin lebih yang lagi, ia ingin semburan lahar panas lelaki tua itu didalam liang anusnya atau liang vaginanya. Birahinya mulai menanjak tinggi tak terkendali.
Tangan Shinta mulai mengocok penis besar pak renggo yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. Batang kejantanan pak renggo kian menjadi besar dan panjang dalam genggaman ibu muda itu. Shinta mendesah desah liar saat kehangatan penis pak renggo mengaliri telapak tangannya.
Perlahan lahan isteri Ardi itu dituntun pak renggo mendekat ke meja rias yang tidak jauh dari pintu masuk. Kemudian diangkat sedikit dan di dudukkan di tepi meja. Lelaki tua itu segera melepas ciumannya dari bibir sensual perempuan itu, dan segera menuju bagian bawah. Shinta sudah duduk dengan posisi membuka kaki cukup lebar. Sementara itu pak renggo mulai menciumi pahanya dari arah bawah dan terus menuju selangkangannya. Ketika sudah mulai mendekat ke selangkangannya, terlihat cairan bening yang keluar dari dalam vagina berkilauan karena sinar lampu kamar. Seperti sudah tidak sabar lagi, Shinta segera memegang kepala pak renggo dengan bernafsu, dan segera menarik dan membenamkan ke selangkangannya. Dan pak renggo pun mulai menjilat mulut vagina, lidahnya memainkan klitoris yang mulai membengkak. Vagina ibu muda itu terasa harum oleh pak renggo, dan memang Shinta sangat telaten menjaga kebersihan alat kelaminnya. Jamu pewangi vagina secara teratur ia minum, dan tak lupa dengan cairan pembersih Sari Ayu Shinta selalu membersihkan liang vaginanya.

Cairan bening yang sedikit kental dan asin dirasakan pak renggo terus keluar semakin banyak. Setiap lidah lelaki tua itu menusuk masuk kedalam vaginanya, Shinta merintih, dengan menyebut-nyebut nama suaminya. “ Oooh mas Ardi maaaafkan aku. “toloooong.” “Heiiiss ampuuun pak renggo “. Terus teruuuuus pak enaaak”. Bagian klitoris itu membuat pak renggo tertarik untuk memainkannya karena dia ingin membuat isteri Ardi yang cantik itu menjadi kuda betina liar dalam pusaran badai birahinya. “ Enaak sayang “ lelaki tua itu menggumam sambil menjilat klitoris Shinta yang kian membengkak.


Sementara sambil asyik dengan menjilat mulut vagina ibu muda itu, pak renggo melorotkan celananya di lemparkan ke lantai. Tidak lama kemudian pak renggo mulai menarik kepalanya, dan segera kepala itu menjauh dari selangkangan Shinta dan bergerak menuju payudaranya yang sudah tidak tertutup sehelai benang pun.
Putting susu ibu muda itu terasa kenyal dan mengeras. Dengan sedikit gigitan yang ringan, ia kunyah lembut dan kemudian dihisap panjang dalam mulut. Dengan memakai ujung lidahnya, puting dan daging lembut disekitarnya terus dipermainkan pak renggo. Shinta menjerit nikmat…”Oooughhh.. pak.. paaaaak nikmatnya..Oh terus hisaaaaaap yang kuat paaaaaaak. Oh Tuhaaaan. “ Cepat setubuhi aku paaaaaak”

Kemudian pak renggo menegakkan badan dan wajah Shinta untuk mendekat ke dada kekarnya. Ibu muda itu mulai mengecup berbagai tempat di sekitar dada, kemudian Shinta menjilati puting lelaki tua itu, kiri dan kanan dan kemudian mengulumnya dengan begitu bernafsu. Pak renggo pun mulai merapatkan diri ke Shinta yang sedang duduk di ujung meja dengan posisi kedua kaki dibuka lebar siap menerima kenikmatan penis. Walaupun sudah begitu merapat, penis besar pak renggo dibiarkan dahulu di luar, di sekitar selangkangan dan mulut vagina Shinta, mengegesek gesek lembut namun menimbulkan percikan birahi membara disekujur tubuh ibu muda yang cantik itu. Shinta semakin belingsatan didera kenikmatan.

Ibu muda itu dengan buas menciumi puting dan dada pak renggo, akhirnya tidak sabar juga, dengan suara yang begitu merangsang isteri Ardi yang cantik mulai merengek supaya pak renggo segera memasukkan penis besarnya ke vagina Shinta yang sudah banjir dari tadi . Pak renggo meminta Shinta saja yang memasukkannya sendiri, dan perempuan cantik itu kemudian menggenggamnya dengan tangan gemetar, berusaha memasukkan penis besar panjang keliangnya, dan diarahkan ke lubang vagina dengan sedikit menarik tubuh pak renggo yang segera menyesuaikan diri, dan membantu ibu muda itu untuk memasukkan penis besarnya “ Heeiiigh. Oooh pak besarnya”. Aku rindu ini punyamu paaaaaak.

Pak renggo membantunya dengan perlahan lahan mendorong batang penis terus masuk ke dalam vaginanya. Seperti sedang menerima sesuatu yang sejak tadi ditunggu tunggu, Shinta merintih begitu bernafsu. Lelaki tua itu mulai menggerakkan pinggul perlahan lahan sehingga penis panjangnya keluar masuk vagina yang berkedut kedut dindingnya dengan berirama. Shinta kemudian memeluk pinggang pak renggo, dan bibirnya yang tidak henti hentinya merintih melekat di telinga lelaki perkasa itu, dengan meracau nikmat. “ Ooooh setubuhi aku yang keraaaaas” Untuk beberapa saat mereka terus bermain cinta dengan posisi demikian.
Perlaha lahan namun pasti Shinta merasakan puncak kenikmatan semakin dekat. Matanya mulai terpejam, ah..., “Ouuugh pak saat saat seperti ini yang aku tunggu, dan aku rindukan setiap malam agar dapat bercinta dengan laki-laki jantan seperti mu pak paaaak”. Desahan Shinta semakin terdengar tak beraturan ditelinga pak renggo. Darah ditubuh ibu muda itu mengalir dengan cepat. Dan, tak berapa lama, tubuhnya terasa bergetar. Shinta menggelinjang, punggung pak renggo didekapnya erat, sementara kakinya menekan pantat lelaki perkasa itu sekuat tenaga. "Terus paaak...terus...." Gerakan pak renggo menghentakan batang kejantanannya semakin cepat dan kuat. " Oooh Sedikit lagi...paaaak sedikit lagi." Ooooghhh aku hauuuus paak…haus, ludahi mulutku paaaaak”. Pak renggo mencium mulut ibu muda itu dan air ludahnya memenuhi rongga perempuan cantik itu. Kenikmatan telah dirasakan Shinta semakin dekat, dan..... "Ooooooh....., ampuuuun pak" desahan nikmatnya yang panjang terdengar keras. Kaki ibu muda itu menghentak hentakkan pantat pak renggo, nafasnya memburu, dan pinggulnya meliuk liuk bagai penari erotis.
Pak renggo memperlambat gerakannya dan melihat pada Shinta sambil berbisik “ Nikmatilah dan rasakan batang kejantananku sayang” kau telah menggodaku malam ini untuk menyetubuhimu. Kemudian, nafas ibu muda itu mulai memburu. Matanya masih terpejam saat pak renggo mencium bibirnya dengan lembut. Shinta membuka matanya, dan pak renggo mulai lagi bergerak dengan buas. Penisnya menghujam vaginanya tanpa ampun. Hanya reda beberapa saat, desahan nikmat isteri Ardi mulai kembali memburu, demikian juga dengan Pak renggo.


"Uuh...uh, Ayo manisku yang binal,...aku sudah mulai mendaki," bisik pak renggo pada isteri Ardi, yang bagai orang kesurupan berkejat kejat dalam hentakan buasnya, pak renggo memacu birahi kuda betinanya untuk sampai digaris finish.


Dengan gerakan memutar memutar dalam hentakkan pinggulnya pak renggo, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan kedalam vagina Shinta. Dengan gerakan hebat pak renggo menghentakan penis besarnya semakin dalam. ibu muda itu melepaskan erangan histerisnya tanda mencapai orgasmenya yang pertama.
Oh ampuuuun pak, aku sampaiiiii, enaaak….tolooong” dengan tubuh bergetar hebat isteri Ardi yang cantik itu tenggelam dalam pusaran badai birahinya.
Bukannya menghentikannya, pak renggo malahan menyentil-menyentil pentil susunya dengan ujung ujung jarinya, sambil mengayunkan penis besarnya didalam liang yang sempit yang berdenyut denyut mencengkram lembut batang kejantanannya. Pak renggo melenguh nikmat, “Ooh cah ayu punya mu uenaak teunan “.

Ketika ibu muda itu belum reda dengan orgasmenya yang pertama, pak renggo memindahkan tubuh Shinta keatas ranjang, pak renggo membuka selangkangannya lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir vaginanya yang dibanjiri air kenikmatannya. Kemudian lelaki tua itu dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), mulai menepuk-menepuk pussy Shinta yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan” nya mengenai bibir vagina yang sudah basah itu, Shinta tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan Shinta mendapatkan sensasi yang luar biasa di ronde yang kedua. Ibu muda itu orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai vagina dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan pantatnya.


“Argh, argh, hmph hmph..” ampuuuun paaaak”
“Enak kan, Shinta?” Ayo jawab…manisku yang binal, kau telah menggodaku”. Kau telah mendapatkan hukumannya. Malam ini nikmatilah batang kejantananku yang akan menelusuri anus mu. Aku tahu kau merindukan kenikmatan yang pernah kau rasakan dulu. Betapa nikmatnya lahar panasku menyembur dalam anusmu, betapa indahnya tubuhmu saat meliuk liuk didera rasa nikmat itu. “ Ayo ngaku pelacur cantikku… kamu suka khaaaan “. Ya yaaa pak aku sukaaaaaa punya mu.


Malam itu, akhirnya Shinta tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme dalam pacuan birahi pak renggo, dari berbagai macam posisi ibu muda itu disetubuhi pak renggo hingga berkelojotan. Disaat menjelang fajar Shinta terbangun dengan posisi yang mengangkang lebar menantang dengan vagina yang basah meleleh sampai ke pantat, begitu banyaknya semburan lahar panas pak renggo membanjiri liang sempitnya. Pak renggo masih pulas dalam tidurnya yang terlentang, dengan batang kejantanannya setengah menegang. Shinta begitu takjub melihat batang penis lelaki tua itu yang selalu siap untuk memberinya kenikmatan.
Dengan perlahan-lahan Shinta bergerak menempatkan posisi badannya sehingga bagian pinggulnya berada sejajar dengan kepala pak renggo dan dengan setengah berjongkok, Batang kemaluan renggo persis berada di depan kepalanya. Rupanya Ibu muda itu ingin menjilati serta menghisapi batang perkasa itu, karena begitu pak renggo terjaga dari tidurnya terasa batang kemaluannya dipegang oleh tangan halus lembut. Kini terasa kepala penisnya seperti menerobos masuk dimulut yang hangat. Ketika ujung lidah Shinta mulai bermain-main di seputar kepala penisnya, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badan pak renggo, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutnya dengan meracau. “Oooh pelacur manisku…terus teruuuus hisap yang kuat, ambilah sari madu yang kau rindukan itu.
Racauan liar pak renggo semakin memacu birahi perempuan cantik itu, kata kata “ pelacur cantik” telah membuat Shinta kian bergairah dengan nafsu kian jadi membara. Shinta begitu menikmati kata kata vulgar pak renggo. Dan memang dirinya telah menjadi seorang perempuan pelacur, ia melacurkan dirinya hanya untuk pak renggo yang telah memberikan segala galanya yang tak pernah didapat dari suaminya. Akhirnya pak renggo membuat perlawanan, dia layani keinginan ibu muda itu.

Dengan posisi 69 ini keduanya bercumbu, saling hisap mengisap, jilat menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian pak renggo menghentikan kegiatannya dan tetap berbaring telentang sambil telentang pak renggo menarik Shinta ke atas tubuhnya. Dengan suatu tekanan oleh tangan kekarnya pada pantat Shinta, maka penis besar itu langsung menerobos masuk ke dalam liang vaginanya. Amblas semua batang kejantanan itu.
“Aagggghh..!” terdengar lenguhan panjang kenikmatan keluar dari mulut perempuan cantik itu.


Shinta tambah semangat dengan ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atas tubuh pak renggo. Lelaki tua itu melihat wajah ibu muda itu semakin cantik disaat sedang memburu birahinya, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang indah padat itu, bergoyang goyang indah membuat pak renggo kian liar meremas bongkahan pantatnya. Cengkraman tangan lelaki tua itu semakin kuat untuk menekan ayunan pantat Shinta yang liar dengan vagina yang terganjal penis besarnya.

Pak renggo melihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul isteri Ardi yang sedang berayun-ayun indah di atas tubuhnya. Batang penisnya yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika Shinta bergerak naik turun di atasnya. Hal ini membuat pak renggo jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penis pak renggo mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badannya, dengan meremas kedua bukit kembar Shinta. Kemudian air lahar panasnya tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina ibu muda itu, yang pada saat bersamaan pula vagina Shinta terasa berdenyut denyut dengan kencangnya disertai tubuhnya yang berada di atas tubuh pak renggo bergetar dengan hebatnya dan berkelojotan. Kedua tangannya mendekap badan kekar pak renggo dengan keras. “ Ouuugh pak paaaak enaaknya ampuuuuuun pak “. Semburan lahar panas yang dahsyat itu membuat Shanti terhempas kedalam badai kenikmatan tiada tara.

Keduanya mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Shinta tidur tertelungkup di atas tubuh pak renggo dengan lemas dan dari bibirnya tersungging senyuman puas.


“Pak.., terima kasih pak. Bapak telah memberikan kepuasan sejati..!”
Pak renggo membelai rambut panjang Shinta seraya berbisik, “ kau seorang wanita yang terhebat manisku”. Aku akan selalu memberikan apa yang menjadi kerinduanmu. Kau cantik, dan tubuhmu begitu menggairahkan sekali, dan liang vagina mu sempit nikmat berdenyut denyut. Shinta tersenyum dengan pujian pak renggo itu, begitu bahagia perasaannya bercampur jengah. “ Teeetapi bukan milik ku yang sempit, punya bapak yang terlalu besar dan panjang”. Keduanya lalu kembali berciuman dengan liar dan buas. Batang kejantanan pak renggo masih tegak perkasa didalam liang perempuan cantik itu, meski telah berejakulasi namun tetap gagah, entah ramuan apa yang diminum pak renggo.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan Shinta, sementara pak renggo menggerakan-gerakan pantatnya sambil menekan ke atas.
Dalam posisi itu dimana berat badan Shinta sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penis besar panjang pak renggo, maka dengan begitu cepat ibu muda itu akan mencapai klimaksnya kembali.
“Aaduhh.. pak.. Aku.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. paaaak..!” dengan lenguhan panjang seperti sapi disembelih disertai badannya yang mengejang, isteri Ardi mencapai orgasme yang begitu dahsyat dirasakannya, dan selang sejenak terkulai lemas dalam pelukan pak renggo.

Dengan penis besar yang masih berada di dalam lubang kemaluan Shinta, pak renggo terus membalikan tubuhnya. Lelaki tua itu menindihnya. Dalam keadaan yang masih terkulai lemas didera nikmat yang baru saja terjadi, pak renggo menggenjot ibu muda itu kembali, tanpa jedah dengan sangat bernafsu, sampai Shinta berkejat kejat sambil mencakari punggungnya hingga berdarah. Lelaki tua itu mulai mendekati pendakiannya yang tertunda.
Shinta mengerutkan otot otot di dalam vaginanya untuk mencengkeram penis besar pak renggo, ibu muda itu memutar pinggulnya sambil menaikan pantatnya ke atas, sampai ke leher batang kemaluan yang panjang. Kemudian dengan cara yang sama dilakukannya dengan menghentak keatas, dilakukannya berulang-ulang. Pak renggo mengelus dan meremas bokong indah isteri Ardi, pinggul lelaki tua itu menghujam lebih dalam lagi vagina Shinta dari atas dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini juga adalah posisi favorit Shinta (hingga kini). Buah dadanya terhimpit dada kekar pak renggo, perut pak renggo menggesek gesek perutnya dan desis kenikmatan perempuan cantik itu semakin menyatu dengan deru nafas pak renggo.

Shinta rasakan gesekan otot dan kulit penisnya pak renggo di dalam vaginanya, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok nyodok dinding rahimnya makin menambah kenikmatan yang dialami. Bagian dalam vaginanya berkedut makin memompa. Shinta melenguh panjang dengan tubuh berkejat kejat dalam hentakan buas dan liar lelaki pejantan tangguh itu. Dicengkramn gemas bongkahan pantat ibu muda itu, sambil mengisap putting susu indahnya, pak renggo menghentakan penisnya semakin liar, spermanya menyemprot tumpah dengan deras ke dalam liang vagina Shinta, mengisi segenap relung-relung di dalamnya. Ibu muda itu pun berkelojotan saat puncak kenikmatannya diraihnya bersama ledakan lahar panas pak renggo.
Tubuhnya berkejat kejat nikmat dengan pantatnya naik keatas untuk menjemput hentakan penis besar yang menghujam deras, dadanya membusung membuat pak renggo dengan buas menghisap pentil susunya yang kian mencuat indah…” Ooooh ampuuuuun paaak”, Deru nafas ibu muda itu memburu, dengan kepala menggeleng kanan kiri, saat tenggelam dalam pusaran badai kenikmatanya. Begitu sempurna kenikmatan yang diterimanya, hingga dirasakan oleh Shinta menyentak ke ubun ubunnya, dengan jiwa melayang keawang awang.

Shinta tak tahan lagi untuk tidak mengeluarkan suara-suara liarnya oohhhhhhhh............ssshhhhhhhhhh, meski masih terdengar perlahan, pada saat batang kejantanan pak renggo masih berkedut kedut didalam liang vaginanya. Dan bibir kelaminnya basah meleleh oleh lendir madu mereka berdua.

Mengapa benda yang tegar, perkasa dan penuh pesona itu tak juga melemah serta masih memberikan kenikmatan dalam dirinya. Hanya itu yang bisa Shinta ingat dan selanjutnya ibu muda itu tertidur sesaat dan terbuai kedalam mimpinya yang indah. Ketika Shinta tersadar dari mimpi indahnya, Pak renggo telah turun dari atas tubuhnya. Lelaki tua itu kembali dengan rakus menjilati liang vaginanya.

Menjilatinya, menghisapnya dengan ganas. Bahkan membalikan tubuhnya tengkurap, mengangkat pantatnya, kemudian menjilati anusnya yang membuat dia berpegangan dikasur yang empuk dengan tubuh menggigil dan tersentak sentak menahan getaran nikmat tak terlukiskan yang akan diterimanya kembali.

Shinta akan menerima kembali orgasmenya yang penuh sensasi disaat matahari akan terbit. Kali ini bahkan lebih hebat dari yang semalam, jilatan liar pak renggo pada lubang anusnya, membuatnya tanpa sadar membuat ia terpekik histeris, dan tubuhnya mengejang sangat lama.............
oooooghhhhhhhhh................sshhhhhhhhhhh...... .ohhhhh pak
Pak renggo Sangat rakus! Menjilati lubang anus isteri Ardi yang cantik itu.
"Oh.. masih kecil dan sempit.. punya mu manis," bisiknya. Apakah kamu merindukan ini….lidah ku yang menjilati anus mu ? “ ayo jawab.. “ Y y yaa pak.
“Apakah kau ingin penisku ada didalam anus sempit ini ? “ ya paaaaak, ibu muda itu menjerit histeris sekali lagi saat lidah pak renggo menjilat liar anusnya. Jelas itu ungkapan bawah sadarnya.

Jilatan liar pak renggo demikian ber irama, membuat ibu muda itu, pantatnya diangkat naik dengan bergetar hebat menahan kenikmatan dari permainan lidah pak renggo , isteri Ardi yang cantik itu kelihatan bagai orang kalap akibat nafsu birahinya tak terbendung. Lelaki tua yang sudah sangat berpengalaman dengan wanita yang diambang klimaksnya jadi kian bersemangat mengerjainya, betapa indahnya tubuh perempuan cantik itu saat menggeliat geliat ingin melepas bendungan birahi dari dalam dirinya.
Tanpa menuggu terlalu lama akhirnya Shinta merasakan panasnya batang kejantanan pak renggo berada di ambang pintu lubang anusnya. Kali ini ibu muda itu memejamkan matanya, dengan mengerang bagai sapi sekarat, saat batang penis hangat itu digesek gesekan pada belahan pantatnya, dengan dicengkram kuat oleh tangan kekar pak renggo bongkahan pantat indah itu, kepala Shinta terangkat keatas dengan biji mata terbeliak didera nikmat.
Dan tubuh Shinta bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan. “Cah ayu.... suka … kamu suka ini..kontol besar dalam lubang anus mu” ujar lelaki tua itu. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat ibu muda itu.
. “Oh enaaaknya pak” . pak renggo itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu dengan pasti telah menerobos bergerak masuk dengan perlahan, membuat tubuh isteri tersayang Ardi terguncang keras. Shinta menjerit nikmat, anusnya mulai terbiasa dengan penis besar itu kembali. Ougggh pak beri aku kenikmatan seperti dirumah mu. Ooooh pelannn pelaaan paaaaaaaak. “ Sakit manisku….tidak pak tapi perlahan dulu ya. Rasa nyeri hanya sebentar dirasakan Shinta, kini telah berganti dengan rasa nikmat yang tiada taranya.
Dan pak renggo terlihat jelas, sangat menikmati lubang anus ibu muda itu. Dia terus menggoyangkan penisnya. Shinta semakin merasakan adanya perubahan, sepertinya didalam anusnya tiba tiba ia merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Ibu muda itu mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.
Shinta tak kuasa lagi didera kenikmatan, ia mengerang bagai kuda betina liar, seakan akan memberitahukan pada pak renggo, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Lelaki tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin buas dan dalam. “ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba isterinya Ardi yang cantik itu mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Shinta akhirnya orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di dalam liang anus ibu muda itu. Nafas pak renggo mendengus dengus bagai banteng liar menikmati liang anus Shinta. Tak lama isterinya Ardi yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya lagi secara beruntun, yang kemudian di susul oleh pak renggo.
Ibu muda itu bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memenuhi liang anusnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Shinta menjerit histeris…Ougggh tolooooong. Nikmaaaaaat sekali pak. Ooooooh pak…..ampuuuuuuun pak renggooooo. Dan kenangan saat pertama kali ia disetubuhi pak renggo didesa terpencil itu, kini kembali telah menjadi kenyataan. Shinta isteri Ardi yang cantik itu, kian menjadi perempuan binal setelah menikmati batang kejantanan pak renggo yang besar panjang perkasa.
Selama tiga malam pak renggo menginap dirumahnya, selama tiga malam itu pula ladang gersang ibu muda itu disirami air kenikmatan pak renggo yang sebaya dengan usia ayahnya Shinta. Sungguh menakjubkan kebutuhan seks tidak pernah memandang usia lawan jenisnya.

Tidak ada komentar: